Tuesday 25 September 2012

Penyulit pada Siklus Respon Seksual Pria

Penyulit yang menyerang fungsi sistem reproduksi pria terbagi menjadi enam kategori umum: (1) impoten, (2) gangguan ejakulasi, (3) dispareunia; (4) ketuan, (5) infertilitas, dan (sterilitas)
Impoten. inpoten mengacu pada ketidakmampuan seorang pria untuk mengalami dan mempertahankan ereksi penis.
Impoten primer berarti bahwa pria tersebut tidak pernah mampu untuk mencapai atau mempertahankan suatu ereksi yang cukup untuk memasuki vagina. Jenis primer mungkin disebabkan oleh hambatan mental atau oleh gangguan endokrin atau nukrologis.
Impoten sekunder berarti bahwa pria tersebut pernah koitus pada waktu yang lampau tetapi sekarang tidak dapat melanjutkan lagi. banyak penyebab fisik bagi impotensi sekunder termasuk kalainan anatomis; kardiorespiratori, endokrin, genitouurinaria, neurologis, vascular, dan penyakit hematologi; intervensi pembedahan obat-obatan. Dengan tidak memperhatikan penyebabnya, sekali seorang pria mengalami kesulitan ereksi, rasa takut menjadi bagian terbesar dari masalah. Pengobatan yang dapat melihatkan kedua pasangan seksual dan terdiri dari pemusataan pada rasa senang yang saling menguntungkan dari rangsangan fisik dan menekan pada tujuan yang berorentasi organsme, hal ini memungkinkan pria untuk secara involunter memberi respons.
Gangguan ejakulasi. Gangguan ejakulasi mencangkup inkompete ejakulasi dan ejakulasi premature.
Inkompeten ejakulasi terjadi ketika seorang pria tidak mampu untuk berejakulasi di dalam vagina, biasanya disebabkan oleh tekanan mental yang berat. Pengobatan terdiri dari memberi dorongan pada pasangan untuk merangsang pria agar ejakulasi secara manual. Sekali ia mengalami ejakulasi sebagai respon terhadap rangsangan pasangan pasangannya, ia akan dengan mudah mengidetifikasi dengan pasangannya sebagai suatu simbol kesenangan di banding sebagai suatu  ancaman atau bentuk kontaminasi. Pasangan kemudian merangsang dia untuk memusatkan ejakulasinya dan memasukan penisnya ke dalam vagina dengan segera. Sekali hal ini terselesaikan, hambatan mental yang terjadi telah dinetralkan dan keadaan tersebut teratasi.
Ejakulasi premature didefinisikan oleh peneliti Master dan Jhonson sebagai suatu keditakmampuan untuk mengontrol proses ejakulasi yang cukup lama selama penetrasi vagina untuk memuaskan pasangananya 50% dari waktu ketika koitus  terjadi. Pengobatan yang mereka temukan adalah suatu teknik yang disebut “teknik squeeze,” dengan jalan mana si wanita meremas penis di bagian korona dari gland penis tempat sebelum ejakulasi, dengan hal ini pria untuk belajar mengontrol.
Dyspareunia. Dyspareunia, atau koitus yang menyakitkan terjadi pada pria dengan berbagai alasan, termaksud:
Infeksi glans penis
Fimosis (konstriksi prefisium)
Hipersensitivitas terhadap sekresi vagina
Penyakit peyronie’s yang menyebabkan inflamasi dan jaringan parut.
Cedera traumatic dengan mengakibatkan terbentuknya jaringan parut
vasokongesti yang disebabkan oleh perpanjangan rangsangan seksual, tanpa ejakulasi
Berbagai infeksi prostat dan tumor
Diagnostik dan pengobatan dari penyebab yang khusus biasanya dapat menghilangkan rasa sakit tersebut.
           Penuaan. Penuaan menyebabkan perubahan khusus pada siklus respons seksual pria tetapi pria tidak menjadi penyebab gangguan yang berarti. Bila pria tidak memahami perubahan ini, ia mungkin berkembang menjadi impoten karena kekakuan terhadap penampilan seksualnya.
            Pada umunya, setiap fase dari siklus respon seksual melambat atau berkurang pada pria yang menua. Master dan Johson bahwa bila pria diberikan dorongan untuk ejakulasi tepat pada tuntutan jadwalnya dan melakukan hubungan seksual sebagai pemenuh kebutuhan kedua pasangannya, rata-rata pasangan mampu untuk berfungsi secara seksual dengan baik sampai usia 80 tahun kelompok usia. Disfungsi seksual pada pria yang sudah tua diyakini karena disebabkan oleh rasa takut dan pengharapan yang salah. 

No comments:

Post a Comment