Penyulit
yang menyerang fungsi sistem reproduksi pria terbagi menjadi enam kategori
umum: (1) impoten, (2) gangguan ejakulasi, (3) dispareunia; (4) ketuan, (5)
infertilitas, dan (sterilitas)
Impoten.
inpoten mengacu pada ketidakmampuan seorang pria untuk mengalami dan
mempertahankan ereksi penis.
Impoten
primer berarti bahwa pria tersebut tidak pernah mampu untuk mencapai atau
mempertahankan suatu ereksi yang cukup untuk memasuki vagina. Jenis primer
mungkin disebabkan oleh hambatan mental atau oleh gangguan endokrin atau
nukrologis.
Impoten
sekunder berarti bahwa pria tersebut pernah koitus pada waktu yang lampau
tetapi sekarang tidak dapat melanjutkan lagi. banyak penyebab fisik bagi
impotensi sekunder termasuk kalainan anatomis; kardiorespiratori, endokrin,
genitouurinaria, neurologis, vascular, dan penyakit hematologi; intervensi
pembedahan obat-obatan. Dengan tidak memperhatikan penyebabnya, sekali seorang pria
mengalami kesulitan ereksi, rasa takut menjadi bagian terbesar dari masalah. Pengobatan
yang dapat melihatkan kedua pasangan seksual dan terdiri dari pemusataan pada
rasa senang yang saling menguntungkan dari rangsangan fisik dan menekan pada
tujuan yang berorentasi organsme, hal ini memungkinkan pria untuk secara
involunter memberi respons.
Gangguan
ejakulasi. Gangguan ejakulasi mencangkup inkompete ejakulasi dan ejakulasi premature.
Inkompeten ejakulasi
terjadi ketika seorang pria tidak mampu untuk berejakulasi di dalam vagina,
biasanya disebabkan oleh tekanan mental yang berat. Pengobatan terdiri dari
memberi dorongan pada pasangan untuk merangsang pria agar ejakulasi secara
manual. Sekali ia mengalami ejakulasi sebagai respon terhadap rangsangan
pasangan pasangannya, ia akan dengan mudah mengidetifikasi dengan pasangannya
sebagai suatu simbol kesenangan di banding sebagai suatu ancaman atau bentuk kontaminasi. Pasangan
kemudian merangsang dia untuk memusatkan ejakulasinya dan memasukan penisnya ke
dalam vagina dengan segera. Sekali hal ini terselesaikan, hambatan mental yang
terjadi telah dinetralkan dan keadaan tersebut teratasi.
Ejakulasi premature
didefinisikan oleh peneliti Master dan Jhonson sebagai suatu keditakmampuan
untuk mengontrol proses ejakulasi yang cukup lama selama penetrasi vagina untuk
memuaskan pasangananya 50% dari waktu ketika koitus terjadi. Pengobatan yang mereka temukan
adalah suatu teknik yang disebut “teknik squeeze,” dengan jalan mana si wanita
meremas penis di bagian korona dari gland penis tempat sebelum ejakulasi,
dengan hal ini pria untuk belajar mengontrol.
Dyspareunia.
Dyspareunia, atau koitus yang menyakitkan terjadi pada pria dengan berbagai
alasan, termaksud:
Infeksi glans
penis
Fimosis (konstriksi
prefisium)
Hipersensitivitas
terhadap sekresi vagina
Penyakit peyronie’s
yang menyebabkan inflamasi dan jaringan parut.
Cedera traumatic
dengan mengakibatkan terbentuknya jaringan parut
vasokongesti
yang disebabkan oleh perpanjangan rangsangan seksual, tanpa ejakulasi
Berbagai infeksi
prostat dan tumor
Diagnostik
dan pengobatan dari penyebab yang khusus biasanya dapat menghilangkan rasa
sakit tersebut.
Penuaan.
Penuaan menyebabkan perubahan khusus pada siklus respons seksual pria tetapi
pria tidak menjadi penyebab gangguan yang berarti. Bila pria tidak memahami
perubahan ini, ia mungkin berkembang menjadi impoten karena kekakuan terhadap
penampilan seksualnya.
Pada umunya, setiap fase dari siklus
respon seksual melambat atau berkurang pada pria yang menua. Master dan Johson
bahwa bila pria diberikan dorongan untuk ejakulasi tepat pada tuntutan
jadwalnya dan melakukan hubungan seksual sebagai pemenuh kebutuhan kedua pasangannya,
rata-rata pasangan mampu untuk berfungsi secara seksual dengan baik sampai usia
80 tahun kelompok usia. Disfungsi seksual pada pria yang sudah tua diyakini
karena disebabkan oleh rasa takut dan pengharapan yang salah.
No comments:
Post a Comment