Monday 9 July 2012

Aspirin dan Salisilat

Aspirin (asam setilsalisilat) mempunyai sifat analgesic, antipiretik, dan anti-inflasi. juga terdapat difunisal (Doloboid) berupa tablet 250 mg dan 500 mg yang dipakai untuk nyeri akut musculoskeletal (jangan dipakai selama kehamilan dan laktasi).
Mekanisme kerja
Kerja analgesik aspirin adalah perifer, dengan mempengaruhi subtansi penyebab-nyeri, yang dilepaskan di tempat cedera atau luka. Kerja antipiretik dalam menurunkan suhu badan akibat efek sentral, yaitu dengan mempengaruhi hipotalamus, yang merupakan “thermostat” badan. Aspirin tidak mempengaruhi suhu badan normal. Mekanisme kerja anti-inflamasi aspirin belum diketahui, kecuali bahwa obat ini mempengaruhi metabolisme prostaglandin. Dosis aspirin yang tinggi meningkatkan ekskresi asam urat, sedang dengan dosis rendah malah mengurangi ekskresi urat, sehingga memicu serangan encok pada orang tertentu.

Reaksi merugikan
Reaksi merugikan dari agen ini meliputi iritasi dan ulkus gastrointestinal, retensi natrium, mempengaruhi fungsi reproduksi. Minum aspirin berakibat hilangnya darah dari saluran cerna, karena perubahan kelengketan terombosit. Hilangnya darah tidak seberapa, namun pasien dengan riwayat pendarahan abdomen (misalnya setelah bedah minor, cabut gigi), ulkus peptikum, atau gastritis, sebaliknya tidak minum aspirin
Pada bayi dapat terjadi kernikterus, yang berisiko retardasi mental. Naiknya kadar biliburin bebas dalam darah disebabkan terdesaknya biliburin dari ikatan pada protein plasma oleh salisilat. karenanya wanita hamil dalam tersier terahir kehamilanya sebalinya minum aspirin. Efeklain adalah gejala iritasi lambung seperti mual, muntah, diare, dan edema angioneurotik.
Hati-hati mengunakan aspirin pada anak-anak dan remaja yang menderita demam akibat virus, karena beresiko timbulnya syndrome Reye, yang ditandai muntah, demam, delirium, dan koma. Ini dapat fatal dan hanya selamat dapat menderita kerusakan permanen pada otak.

Kegunaan
Efek analgesic salisilat untuk mengatasi nyeri, efek antipiretiknya untuk menurunkan suhu badan yang naik, efek antiinflamasi untuk menangani artiritis reumatoid. Aspirin dalam jumlah kecil (100 mg/dl) menghambat penggumpalan trombosit sehingga mencegah serangan TIA, MCI, trombosit dan okulasivaskular.

Interaksi obat
Sulfonilurea (mis. tolbutamid) dapat di desak dari ikatan pada albumin serum oleh salisilat, sehingga lebih banyak tolbutamid yang bebas dan berakibat reaksi hipoglikemia. Salisilat bersaing dengan probenesid di tubuli renal dan dengan demikian menentang efek urikosurik dari probenesid.

No comments:

Post a Comment