Tuesday 2 October 2012

Struktur Generative Wanita

Sistem reproduksi wanita mencangkup ovarium, tuba uterin, vagina, vulva, dan payudara. Kesemua organ-organ ini menghasilkan gamet wanita (ovum) dan hormon. Struktur tersebut merupakan gudang bagi semen pria, merupakan sarang tempat bagi ovum yang dibuahi untuk tumbuh menjadi infa, dan ASI untuk bayi yang baru lahir.
Ovarium. Kelenjar seks primer wanita adalah dua buah ovarium. Besar keduanya sebesar buah almond dan terletak pada masing-masing sisi uterus, di bawah dan belakang uteri. Ovarium dipertahankan pada tempatnya ligament, melalui ligament tersebut ovarium mendapatkan persarafan dan suplai darah. Ovarium mengandung kantung sekretorius kecil, atau folikel, terbenam dalam jaringan penunjang. Masing-masing folikel mengandung ovum yang matang dan ovum tersebut dikeluarkan dari ovarium kedalam rongga pelvis melalui suatu proses yang disebut ovulasi. Ovulasi juga menghasilkan dua hormon utama wanita progesterone dan estrogen.
Tuba uterin. Kedua uterin (juga disebut tuba fallopii atau oviduk) adalah struktur muscular dengan panjang hampir mencapai 5 inci yang dilekatkan pada salah satu sisi dari korpus atas uterus. Tuba ini membawa ovum ke uterus melalui perpaduan dari gerakan peristaltic dan silia yang terdapat pada tuba. Tidak terdapat hubungan langsung antara ovarium dan tubauterin, tetapi tonjolan-tonjolan yang menyerupai jari-jari yang disebut fimbrae memanjang dari ujung tuba. Gerakan fimbrane arus dalam cairan peritoneal yang menyapu ovum ke dalam tuba, yang membutuhkan waktu sekitar 5 hari untuk sampai ke uterus.
Bila sperma yang berenang bebas menjalar sampai ke tuba dan ovum bergerak kea rah tuba, mungkin terjadi pembuwahan di mana saja keduanya bertemu. Biasanya ovum yang telah dibuahi melanjutkan perjalananya sampai ke dalam rongga uterus sebelum rongga uterus sebelum membenamkan diri ke dalam dinding uterus; ini disebut kehamilan tuba Jarang terjadi, ovum yang telah dibuahi gagal untuk menemukan jalan masuk ke dalam tuba dapat melekatkan dirinya pada rongga peritoneum; hal ini menyebabkan kehamilan abdominal. Kehamilan di luar uterus dikenal sebagai kehamilan ektopik  atau kehamilan ekstrauterin.
Uterus. uterus adalah suatu kubah, yang berbentuk buah pear, organ muscular berukuran hampir segengaman. Uterus umumnya menjorong ke depan, atau anterfleksi, dan terletak di dalam pelvis di antara pelvis di antara kandung kemih dan rectum. Uterus tertahan di tempatnya oleh ligamentum:
Ligamen latum melekat pada kedua sisi uterus. pembuluh darah uteri dan persarfan melewati ligamentum tersebut.
Ligamentum uterosakralis menghubungkan uterus ke sacrum pada kudua sisi rektum.
Ligamentum kardinale memanjang di bawah dasar ligamentum mayor dan menahan uterus sehingga tidak jatuh ke vagina.
Ligamentum teres memanjang dari uterus deket tuba uterin melewati kanalis ingunalis sampai labiamayora.
Uterus dibagi menjdi tiga area: (1) bawah, bagian terkecil yang disebut leher atau serviks, (2) bagian sentral yang disebut badan korpus, dan (3) bagian atas, bagian yang membulat yang disebut fundus,merupakan bagian atas tempat tuba uterin memasuki uterus. Dua buah perpanjangan uterus ke dalam mana tuba uterin terbuka disebut sebagai tanduk atau kornu.
Servik dibagi menjadi tiga bagian: (1) ostium internus, yang terbuka kedalam uterus, (2) ostium eksternus, yang terbuka kedalam vagina, dan (3) kanalis serviksalis, merupakan area di antara dua ostium.
Bagian luar uterus ditutupi oleh jaringan ikat yang disebut perimetrium. Permukaan dalamnya, yang disebut endometrium, dibentuk dari jaringan sekreterius yang mengandung pembuluh darah dan kelenjar. Endometrium merupakan bagian lapisan yang rontok setiap bulan pada saat menstruasi. Dinding uterus, yang disebut miometrium, merupakan bagian terbesar dari tiga lapisan lainya.
Dinding tebal dari miometrium terbentuk dari jalinan serat-serat otot yang tumbuh dan merenggang karena perubahan uterus selama masa kehamilan. Serat dari lapisan dalam menjalar dengan arah sirkuler, bagian dari lapisan tengah menjalar dalam pola angka delapan, dan lapisan bagian terluar menjalar dalam arah melebar karena arah pembuluh darah dari uterus melalui pola jalinan ini, kontraksi serat-serat otot setelah melahirkan menyebabkan kontriksi pembuluh darah dan mengendalikan peradangan uterus.
Vagina. Vagina adalah suatu kanal muscular membrosa dengan panjang sekitar 7,62 cm yang menghubungkan uterus dan vulva. Vagina menerima penis dan semen pada saat koitus, mengeluarkan aliran menstruasi, dan membentuk saluran tempat terjadinya kelahiran. Serviks menjorok ke bawah ke dalam vagina bagian atas sehingga terbentuk ruang diantara serviks dan dinding vagina. Ruang ini disebut fornikus, dan merupakan terdalam, fornikus posterior, ditemukan di belakang servik. Dinding vagina memiliki banyak lipatan, atau rugae, yang memungkinkan terjadinya peregangan selama koitus dan kelahiran anak.
Dasar pelvik. Dasar pelvik dibentuk oleh beberapa lapisan otot termasuk kelompok spinter dan elevatorani. Secara relative spinter lemak, otot seperti lingkaran yang berdekatan dengan ostium vagina luar, rectum dan meatus urinarius. Sebagai catatan adalah m, bubokavernosus, yang mengelilingi vagina; bersama dengan spinkter eksternal, otot ini memberikan bentuk linkar delapan vagina dan rectum. kelompok levator  ani yang kuat termasuk otot pubokoksigeal, iliokoksigeal, dan puborektal. Otot-otot ini, disebut dengan diafragma pelvik, membentuk gantungan di atas tempat uterus, vagina, rectum, dan kandung kemih di tahan oleh ligamentum dan fasia.
Vulva. Genitalia eksterna wanita disebut vulva termaksud mon pubis, labia mayora, labia minora, klitolis, vestibula, dan perineum. Saling berhubungan, dan terletak dekat dengan meatus urinarius, ostium vagina, rectum, dan kelenjar Bartholin’s dan skene’s.
Mon pubis, juga di sebut mons veneris, adalah kulit yang diseliputi oleh lemak membatali os pubikum. Setelah pubertas, rambut halus tumbuh di atas mons dan bawah dia atas  labia mayora.
Labia mayora, atau bibir besar, adalah lipatan kulit yang besar dan jaringan lemak yang memanjang kea rah belakang dan ke bawah dari mons sampai sekitar 1 inci dari rectum. Rambut dan kelenjar sebasea terletak pada kulit ini. Kadang-kadang terjadi infeksi yang mengenai kelenjar ini, sangat sakit dan sukar untuk sembuh, membutuhkan pengobatan medis intensif.
Labia mayora, atau bibir kecil, terletak di antara labia mayora. Kedua lipatan kulit kecil memanjang ke belakang dari klitolis. Bibir ini tidak memiliki rambut tetapi memiliki banyak kelenjar.
Klitolis, adalah korpus panjang kecil dan jaringan erektiler terletak tepat di atas sudut anterior labia monira merupakan organ yang serupa dengan penis pria. Klitolis memberikan respon terhadap rangsangan seksual dengan ereksi dan kemungkinan besar merupakan area yang paling erotis dari tubuh wanita. Perawatan harus mengetahui hubungan dari klitolis ke meatus urinarius dan vagina, Bila perawat memasukan paksa keteter ke urin ke dalam klitolis dengan salah, tindakan tersebut menyebabkan rasa yang amat sakit karena ditemukan saraf sensorik pada klitolis.
Vestibula, adalah ruang segitiga di antara labia. Uretra, vagina dan kelenjar Bratholin’s terbuka ke dalam  vestibula.
Duktus dari kedua kelenjar skenes’s mengalirkan sekresi pelumas melalui ostium pada masing-masing meatus urinarius. Pada masing-masing sisi dari orifisium vaginae terdapat duktus kelenjar Bartholin’s. Sekresi dari kelenjar ini dan dari kelenjar Skene’s normalnya adalah  alkali. Sekresi ini mempertahankan  kelembapan yang diperlukan untuk kesehatan membrane mukosa. Wanita yang sudah berumur terkadang mengalami vaginitis karena kekurangan pelumas. Kelenjar Bartholin’s dan skene’s secara klinik juga penting karena kedua kelenjar ini kadang-kadang menjadi tempat berkumpulnya jamur atau Neiseria gonorrhoae.
Walaupun perawat sering mengacu untuk area genitalia eksterna keseluruhan sebagai perineum, istilah yang tepat dari perineum adalah bagian antara orifisium vaginae dan anus. Perineum terdiri dari otot yang dilapisi dengan kulit dan menjadi penting karena perineum dapat robek selama kehamilan. Robekan yang dalam dapat memanjang pada seluruh perineum sampai ke spinkter ani. Untuk menghindari kemungkinan ini, insisi yang disebut epsiotomi dapat dibuat pada perineum pada ahir kala tiga dan di perbaiki kembali setelah melahirkan.  

No comments:

Post a Comment