Tuesday 7 August 2012

Hiperplasia Prostat Jinak

Hiperplasia Prostat jinak (benign prostatic hyperplasia, BPH) adalah pembesaran kelenjar prostat non-kanker. BPH dijumpai pada lebih dari 50% pria berusia di atas 60 tahun. BPH dapat menyebabkan penekanan pada uretra di tempat uretra menembus prostat sehingga berkemih menjadi sulit, mengurangi kekuatan aliran urine, atau menyebabkan urine menetes. Penyebab BPH tidak jelas, mungkin berikatan dengan ketidakseimbangan antara estrogen dan progesterone di prostat.


Gambaran Klinis
  • Peningkatan frekuensi  berkemih, disertai hambatan sewaktu memulai berkemih dan penurunan gaya tekanan aliran urine.
  • Seiring dengan makin parahnya keadaan, kandung kemih mungkin tidak dapat dikosongkan secara sempurna, sehingga urine, menetes atau luber. Waktu yang diperlukan saat berkemih menjadi lama.
Perangkat Diagnostik
  • Penegakan diagnosis dilakukan dengan mempelajari riwayat dan melakukan pemeriksaan fisik disertai dengan pemakaian teknik pencitraan. Biopsi prostat dapat dibutuhkan untuk menyingkirkan neoplasia.
Komplikasi
  • Seiring dengan makin beratnya BPH, dapat terjadi obstruksi saluran kemih karena urine tidak mampu melewati prostat. Hal ini dapat meyebabkan infeksi saluran kemih dan, apa bila tidak diobati, terjadi gagal ginjal.
Penatalaksanaan
  • Pembesaran prostat ringgan dapat tidak diterapi , tetapi mengikuti prosedur “tunggu” dan “lihat”.
  • Pembesaran prostat derajat sedang dapat diterapi dengan obat-obatan yang memperkecil ukuran prostat; obat-obat ini dapat bekerja dengan menghambat kerja androgen di prostat. Obat-obat lain melemaskan otot otot kandung kemih dan prostat guna memperbaiki aliran urine. Kedua jenis obat ini dapat digunakan bersamaan.
  • Prosedur dengan invasivitas minimal lain untuk mengurangi ukuran  prostat mencangkup ablasi jarum transuretra, vaporisasi transuretra, dan terapi gelombang mikro transuretra
  • Apa bila sumbatan aliran urine parah, dapat dilakukan prostaktektomi transuretra (transurethral prostatectomy, TURP) untuk mengankat prostat yang membesar. Komplikasi yang dapat terjadi adalah disfungsi ereksi dan inkontensia.
  • Mungkin perlu dipasang  kateter permanen pada orang yang tidak ingin atau tidak dapat dioperasi.
  • Dianjurkan pemeriksaan rectum dengan jari setiap tahun dan pemeriksaan antigen spesifik prostat (prostate specific antigen. PSA) untuk mengidentifikasi keganasan yang dapat muncul dari sel-sel hiperplastik.

No comments:

Post a Comment