Cairan
saliva disekresi terutama oleh kelenjar parotis, submaksila dan sublingual.
Kualitas dan kuantintas sekret saliva bervariasi tergantung dengan tipe makanan
yang ada di dalam mulut. Sekresi saliva tidak perlu dirangsang hormon, akan
tetapi dirangsang oleh reflek kolinergik yang disebabkan oleh faktor
mekanik/kimia termasuk adanya makanan di dalam mulut, melihat maupun membaui
makanan. Ada dua tipe sekresi protein utama yaitu; sekresi serus (alfa amilase)
dan sekresi mucus (musin). Komposisi, pH, dan volume saliva bervariasi dan
sekresi bersifat hipotonik. komposisi saliva terdiri dari air 99,5%, senyawa
anorganik 0,2% dan senyawa organic 0,3%. Senyawa anorganik utama berupa ion Na
20-40 mEq/L, K 13-16 meq/l, Ca 6-20mg/dl, dan HCO3-10-20meq/l. Sedangkan pH
berkisar antara 6,4-70.
Kandungan
enzim yang terdapat ada saliva meliputi lipase, fosfatase, amylase, karbonik anhidrase,
kallikrein, dan lisozim. Alfaamilase/ptyalin aktif dalam bolus makanan dan
inaktif oleh asam lambung. Alfa amylase bekerja pada ikatan internal
polisakarida pada tempat yang menyebar, sehingga disebut andoglikosidase.
Sebaliknya eksoglikosidase bekerja secara berurutan dari ujung ahir
karbohidrat.
Konveksi
zat tepung (amilopectin dan amilosa) akan menjadi glukosa dimulai di mulut,
sedangkan poli dan sakarida dikonveksi menjadi monosakarida oleh alfaamilase
pada ikatan 1-4 glikosidik, dan berahir dengan pH asam yang mendenaturasinya.
Kelenjar saliva merupakan glikoprotein yang licin, serta penting untuk
lubrikasi dan penyebaran polisakarida. Saliva mempunyai beberapa fungsi yaitu:
- Pencernaan nutrient.
- Aktifitas anti-bakteri, jamur dan virus (histatin, cystatin, peroksidase, thiocyanat, laktoferin, lisozim).
- Lubrikan/pelembab-fasilitas bicara.
No comments:
Post a Comment