Wednesday 20 June 2012

Saliva

Cairan saliva disekresi terutama oleh kelenjar parotis, submaksila dan sublingual. Kualitas dan kuantintas sekret saliva bervariasi tergantung dengan tipe makanan yang ada di dalam mulut. Sekresi saliva tidak perlu dirangsang hormon, akan tetapi dirangsang oleh reflek kolinergik yang disebabkan oleh faktor mekanik/kimia termasuk adanya makanan di dalam mulut, melihat maupun membaui makanan. Ada dua tipe sekresi protein utama yaitu; sekresi serus (alfa amilase) dan sekresi mucus (musin). Komposisi, pH, dan volume saliva bervariasi dan sekresi bersifat hipotonik. komposisi saliva terdiri dari air 99,5%, senyawa anorganik 0,2% dan senyawa organic 0,3%. Senyawa anorganik utama berupa ion Na 20-40 mEq/L, K 13-16 meq/l, Ca 6-20mg/dl, dan HCO3-10-20meq/l. Sedangkan pH berkisar antara 6,4-70.
Kandungan enzim yang terdapat ada saliva meliputi lipase, fosfatase, amylase, karbonik anhidrase, kallikrein, dan lisozim. Alfaamilase/ptyalin aktif dalam bolus makanan dan inaktif oleh asam lambung. Alfa amylase bekerja pada ikatan internal polisakarida pada tempat yang menyebar, sehingga disebut andoglikosidase. Sebaliknya eksoglikosidase bekerja secara berurutan dari ujung ahir karbohidrat.
Konveksi zat tepung (amilopectin dan amilosa) akan menjadi glukosa dimulai di mulut, sedangkan poli dan sakarida dikonveksi menjadi monosakarida oleh alfaamilase pada ikatan 1-4 glikosidik, dan berahir dengan pH asam yang mendenaturasinya. Kelenjar saliva merupakan glikoprotein yang licin, serta penting untuk lubrikasi dan penyebaran polisakarida. Saliva mempunyai beberapa fungsi yaitu:
  1.   Pencernaan nutrient.
  2. Aktifitas anti-bakteri, jamur dan virus (histatin, cystatin, peroksidase, thiocyanat, laktoferin, lisozim).
  3. Lubrikan/pelembab-fasilitas bicara.

No comments:

Post a Comment