Sunday 26 May 2019

SISTEM EKSRESI PADA MANUSIA


SISTEM EKRESI PADA MANUSIA

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang.
Di dalam proses tubuh kita berlangsung berbagai proses metabolisme, misalnya respirasi, sintestis protein, dan perombakan zat-zat. Namun selain menghasilkan bahan-bahan yang berguna bagi tubuh, metabolisme juga menghasilkan zat-zat sisa yang jika tidak dikeluarkan dari tubuh dapat meracuni tubuh. Untuk itu, tubuh kita memiliki sistem ekskresi guna mengeluarkan zat-zat sisa metabolisme.
Hasil pembakaran dan sisa metabolisme perlu dibuang ke luar tubuh agar hasil tidak meracuni tubuh. Untuk, itu, diperlukan sistem pengeluaran atau di sebut sistem ekresi. Ekresi artinya pengeluaran limbah hasil metabolisme pada organisme hidup.
Zat sisa metabolisme yang dikeluarkan antara lain karbon dioksida (CO2), urea, air (H2O), amonia (NH3), kelebihan vitamin dan zat warna empedu. Pada dasarnya, karbon dioksida dan air tidak berbahaya bagi tubuh, akan tetapi, jika berlebihan, karbon dioksida dan air harus dikeluarkan agar tidak menggagu proses fisiologi di dalam tubuh.
Pengeluaran zat sisa metabolisme membutuhkan alat pengeluaran. Prinsip alat pengeluaran adalah menyaring zat sisa dari seluruh jaringan tubuh. Pada proses ini, zat-zat yang masih dibutuhkan diserap kembali kembali seperti asam amino, glukosa air, dan ion-ion. Sedangkan zat yang tidak diserap kembali akan dikeluarkan dalam tubuh.
 Alat pengeluaran pada manusia berupa ginjal, kulit, paru-paru, dan hati. Ginjal adalah alat pengeluaran utama. Ginjal berfungsi mengeluarkan air, amonia dan zat warna empedu. Hasil dari penyaringan di ginjal berupa urin. Kulit berperan mengeluarkan air dan garam-garaman. Paru-paru berperan mengeluarkan karbon dioksida dan air (dalam bentuk uap air). Hati berfungsi menghasilkan zat warna empedu yang merupakan hasil perombakan sel darah.
B.     Rumusan Masalah
Untuk memahami lebih jelas organ apa saja yang dikeluarkan pada tubuh, dan bagaimana struktur fungsi dan proses sistem ekskresi pada manusia. Serta apa saja kelainan atau gangguan yang mungkin terjadi pada sistem ekskresi.
C.     Tujuan Pembahasan
Setelah mempelajari dari pembahasan  ini dapat diketahui tentang:
a.       Perbandingan organ-organ penyusun sistem ekresi pada manusia.
b.      Mendeksripsikan fungsi sitem ekresi.
c.       Mendata contoh kelainan dan penyakit pada sistem ekresi yang dapat dijumpai dalam kehidupan sehari-hari dan upaya untuk mengatasinya.

BAB II
PEMBAHASAN

A.    Ginjal
Alat pengeluaran (ekresi) utama pada manusia adalah ginjal. Ginjal atau buah pinggang manusia berbentuk seperti kacang merah, berwarna keungguan, dan berjumlah dua buah. Ginjal terletak di daerah pinggang, di sebelah kiri dan kanan tulang belakang. Bobot kedua ginjal orang dewasa antara 120 – 150 gram.

1.      Struktur ginjal
Pada bagian potong melintang, tampak tiga daerah yang berbeda, yaitu kulit ginjal (korteks), sumsum ginjal (medulla), dan rongga ginjal (pelvis). Kulit ginjal terletak di bagian luar, sumsum ginjal di bagian tenggah, dan rongga ginjal di bagian dalam. Rongga ginjal di sebut pula piala ginjal.
Pada bagian kulit ginjal (korteks) terdapat alat penyaring darah, yang disebut nefron. Diperkirakan dalam setiap ginjal terdapat satu juta nefron tersusun dari badan malpighi dan saluran panjang (tubulus atau tubula) yang bergelung. Badan malpighi tersusun dari glomerulus dan simpai bowman  (kapsula Bowman). Glomelurus berupa anyaman kapiler darah. Sedangkan simpai bowman berupa cawan berdinding tebal yang mengelilingi glomerulus.
Saluran panjang yang bergelung (tubulus) dikelilingi oleh pembuluh-pembuluh kapiler darah. Tubulus yang letaknya dengan dekat badan malpighi  disebut tubulus proksimal. Tubulus yang letaknya jauh dari badan malpighi disebut tubulus distal. Tubulus proksimal dan tubulus distal dihubungkan oleh lengkunan henle atau angsa henle. Lengkungan henle ini berupa pembuluh menyerupai leher angsa yang turun ke arah medulla ginjal, kemudian naik kembali ke korteks ginjal. Bagian ahir dari tubulus ginjal adalah saluran (tubulus) pengumpul yang terletak pada sumsum ginjal.

2.      Kerja Ginjal
Ginjal berperan untuk menyaring darah. Darah yang akan disaring dialirkan kedalam ginjal mealui  (areteri renalis). Penyaringan darah pertama kali di badan malpighi. Plasma darah pertama kalai terjadi di badan malpighi. Plasama darah dan zat yang berlarut di dalamnya disaring oleh glomelurus di dalam malpighi. Setelah di saring dengan badan malpighi, darah keluar dari ginjal melalui vena ginjal (vena renalis). Hasil saringan (fitrat), berupa fitrat glomelurus selanjutnya masuk kesaringan. Kemudian, fitrat glomelurus tersebut mengalir ke tubulus menuju bagian rongga ginjal. Dari sini terbentuk urin yang mengalir ke kantong kemih melalui ureter.
Pada saat filtrat glomelurus berada di dalam tubulus, terjadi proses penyerapan kembali (reabsorsi) zat yang masih berguna dan menghasilkan urin. Zat yang diresap kembali adalah garam (NaCl), air, glukosa. Dan asam amino. Zat-zat tersebut masuk kembali ke dalam pembuluh darah yang terdapat di sekitar tubulus. Selain itu terjadi penambahan zat-zat yang tidak berguna dari pembuluh darah di sekitar tubulus. Zat-zat tersebut antara lain hidrogen (H+), racun ( misalnya amonia), dan obat-obatan misalnya penisilin. Kandungan urea dalam urin yang berada dalam tubulus pengumpulan lebih tinggi dari pada filtrat glomerulus. Urin akan mengalir ke dalam  rongga ginjal, selanjutnya menuju kandung kemih melalui saluran ginjal. Jika kantong kemih telah penuh urin, maka dinding kantong kemih akan tertekan. Oleh karena itu, dinding otot pada pangkal kantong kemih merenggang sehingga timbul rasa ingin buang air kecil. Selanjutnya, urin akan keluar melalui saluran kencing (uretra).

3.      Kandungan urin
Urin normal mengandung bahan-bahan:
a.       Air, urea, dan amonia yang merupakan sisa-sisa pembongkaran protein
b.      Garam-garam mineral, terutama garam dapur (NaCL)
c.       Zat warna empedu yang memberikan warna kuning pada urin
d.      Zat-zat yang berlebih dalam darah, seperti vitamin B, Vitamin C, dan obat-obatan hormon.
Urin yang normal tidak mengandung protein dan glukosa. Jika urin mengandung protein, berarti telah terjadi gangguan atau kerusakan ginjal pada glomelurus. Jika urin mengandung gula, berarti tubulus ginjal tidak menyerap kembali gula dengan sempurna. Hali ini dapat di akibatkan kerusakan pada tubulus ginjal. Dapat pula diakibatkan oleh kadar gula darah yang tinggi sehingga tubulus ginjal tidak dapat menyerap kembali  semua gula yang ada pada fitrat glomelurus. Kadar gula darah yang tinggi di akibatkan oleh proses pengubahan gula menjadi glikogen terhambat, karena produksi hormon insulin terhambat. Orang yang demikian menderita penyakit kencing manis (diabetes meliitus).
Zat warna makana juga dikeluarkan melalui ginjal dan sering memberi warna pada urin. Bahan pengawet atau pewarna makana membuat ginjal bekerja keras sehingga dapat merusak ginjal. Adanya insektisida pada makanan karena pencemaran atau banyak mengkonsumsi obat-obatan juga dapat merusak ginjal.
  Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi urin
Urin yang dikeluarkan oleh ginjal sebenarnya sangat di pengaruhi oleh faktor dalam dan luar individu yang bersangkutan. Faktor-faktor tersebut antara lain hormon antidiuretik, hormon insulin, jumlah air yang diminum, dan faktor cuaca. Orang yang kekurangan hormon anitdioretik ( ADH = anitdioretic hormone ) atau kekurang hormon insulin akan menghasilkan banyak urin normal sehingga sering buang air kecil. Untuk mengatasi air di dalam tubuhnya penderita sering merasa haus sehingga minum air banyak air.
Jumlah air yang diminum mempengaruhi jumlah urin. Semakin banyak minum air, semakin banyak pula urin yang di hasilkan ginjal.
Demikian pula saat cuaca panas, urin dihasilkan ginjal lebih sedikit dibandingkan pada cuaca dingin. Hal ini berkaitan dengan fungsi kulit sebagai alat ekresi.

4.      Ganguan pada ginjal
Kelainan pada ginjal dapat menggangu fungsi sistem ekresi. Beberapa penyakit yang disebabkan oleh kelaina ginjal antara lain sebagai berikut.
a.       Nefritis
Nefritis terjadi karena infeksi oleh bakteri streptococcus pada nefron. Bakteri ini masuk melalui saluran pernafasan, kemudian dibawa oleh darah ke ginjal. Akibat infeksi ini, protein dan sel-sel darah akan keluar bersama urin. Selain itu, kadar urea dalam darah menjadi tinggi sehingga penyerapan air terganggu. Akibatnya, air akan tertinbun di kaki (kaki penderita bengkak).
b.      Diabetes Melitus
Diabetes mellitus (kencing manis) terjadi karena kadar hormon insulin dalam tubuh sangat rendah sehingga proses pengeluaran glukosa menjadi glukogen terganggu. Akibatnya, kadar dalam gula darah tinggi dan tidak mampu diserap kembali ditubulus sehingga akan diekresikan bersama urin.
c.       Diabetes Insipidus
Diabetes insipidus terjadi karena didalam tubuh kekurangn hormon antidiuretik, sehingga volume urin yang dihasilkan dapat mencapai 30 kali dari volume urin normal. Akibatnya, penderita menjadi sering buang air kecil.
d.      Albuminuria
Penyakit ini disebabkan kegagalan proses penyaringan protein, sehingga urin mengandung protein.
e.       Batu ginjal
Penyakit batu ginjal terjadi karena terdapat endapan senyawa kalsium dan penumpukan asam urat di dalam rongga ginjal atau kandung kemih. Kurang minum atau sering menahan kencing dapat terbentuknya batu ginjal.
f.       Anuria
Anuria merupakan kegagalan ginjal karena kerusakan glomerulus sehingga tidak ada urin yang dihasilkan penderita.

B.     Kulit
Kulit merupakan lapisan tipis yang menutupi dan melindungi seluruh permukaan tubuh. Selain berfungsi menutupi seluruh permukaan tubuh, kulit juga berfungsi sebagai alat pengeluaran. Zat sisa yang dikeluarkan melalui kulit adalah air dan garam-garaman.
Kulit terdiri dari tiga lapisan yaitu lapisan kulit ari (epidermis), lapisan kulit jangat (dermis), dan lapisan ikat bawah kulit.
1.      Kulit Ari
Kulit ari (epidermis) terdiri dari dua lapisan, yaitu lapisan tandu dan lapisan malpighi. Lapisan tandu merupakn lapisan yang terletak paling luar dan terdiri dari sel-sel kulit mati. Lapisan ini dapat mengelupas. Lapisan malpighi terletak di bawah lapisan tanduk dan terdiri dari sel-sel yang hidup. Lapisan malpighi mengandung pigmen melamin yang berfungsi memberikan warna pada kulit. Lapisan malpigi juga berfungsi melindungi tubuh dari sengatan matahari.
2.      Kulit Jangat
Kulit jangan (dermis) merupakan lapisan kulit yang terletak di bawah kulit ari. Di dalam kulit jangat terdapat kelenjar keringat, kelenjar  minyak, pembuluh darah, ujung-ujung saraf, dan kantong rambut. Ujung saraf terdiri dari ujung saraf peraba untuk mengenali tekanan, dan ujung saraf suhu untuk mengenali suhu.
Kelenjar keringat sangat berperan dalam sistem pengeluaran. Kelenjar keringat berfungsi menghasilkan keringat.keringat terdiri dari atas air dan garam-garam. Keringar tersebut dikeluarkan ke permukaan tubuh melalui slauran kelenjar keringat menuju pori-pori di permukaan kulit.
Kantong rambut terdiri dari akar rambut dan batang rambut. Di dekat akar rambut terdapat otot polos yang berfungsi menggerakan rambut pada saat kedinginan atau merasak takut. Pembuluh darah kapiler memberi zat-zat makana pada akar rambut dan sel kulit sehingga sel-sel tersebut tetap hidup. Di dekat akar rambut juga terdapat kelenjar minyak yang berfumgsi mengeluarkan minyak agar rambut dan kulit tidak kering.
3.      Jareingan ikat bawah kulit
Pada jaringan ikat bawah kulit terdapa cadangan lemak. Lemak berfungsi sebagai cadangan makakan dan menjaga suhu tubuh agar tetap hangat.

Fungsi kulit
Selain berfungsi sebagai alat pengeluaran, kulit juga berfungsi sebagai berikut.
1.   Sebagai perlindungan tubuh dari kerusakan akibat benturan (kerusakan mekanis) maupun kerusakan yang disebabkan oleh zat kimia.
2.   Sebagai tempat indra peraba, karena pada kulit terdapat ujung saraf indra yang dapat merasakn halus, kasar, panas, dingin, dan nyeri.
3.      Sebagai menyimpan lemak
4.      Tempat pembuatan vitamin D dari provitamin D dengan bantuan sinar ultraviolet
5.      Sebagi pengatur suhu tubuh.

Pada dasarnya, pengeluaran air melalui kulit ada hubungan dengan pengeluaran air melalui ginjal. Ketika suhu di sekeliling kita panas, kulit akan mengatur suhu tubuh dengan banyak mengeluarkan keringat sehingga urin yang dihasilkan oleh ginjal lebih sedikit. Dengan demikian, pengeluaran air lebih banyak melalui kulit sebaliknya, ketika cuaca di sekitar kita dingin, tubuh hanya sedikit berkeringat sehingga pengeluaran air lebih banyak melalui ginjal.

C.     Paru-paru
Bentuk dan mekanisme kerja paru-paru yaitu berfungsi mengeluarkan karbondioksida dan uap air.

D.    Hati
Hati merupakan kelenjar terbesar dalam tubuh manusia, terletak dalam rongga perut sebelah kanan, tepatnya di bawah diafragma. Pada orang dewasa berat hati mencapai 2 kilogram.
Hati merupakan tempat untuk mengubah berbagai zat, termaksut racun. Misalnya, hati menerima kelebihan asam amino yang bersifat racun. Hati juga menjadi tempat perombakan sel darah merah yang rusak menjadi empedu. Empedu yang dihasilkan tersebut akan di tampung di kantong empedu. Empedu terdiri dari garam empedu dan zat empedu (biliburin). Garam empedu berfungsi mengemulsikan lemak dalam proses pencernaan. Sedangkan zat warna empedu merupakan zat sisa yang akan memberi warna pada urin dan feses (tinja).
Zat sisa tidak langsung dikeluarkan oleh hati, tetapi dikeluarkan oleh alat pengeluaran lainya, misalnya urea dan zat warna empedu akan dibawa oleh darah ke ginjal dan dikeluarkan bersama-sama di dalam urin.
1.      Fungsi Hati
Selain sebagai organ pengeluaran, hati juga memiliki fungsi lain yang sangat penting bagi tubuh, yaitu sebagai berikut.
a.       Sebagai tempat menyimpan gula dalam bentuk glikogen.
b.      Menetralkan racun yang masuk kedalam tubuh.
c.       Mengatur kadar gula darah.
d.     Sebagai tempat pembuatan fibrinogen dan protrombin yang berperan dalam proses pembekuan darah.
e.       Sebagai tempat pengubahan provitamin A menjadi vitamin A
f.       Menghasilkan empedu yang berguna untuk mengemulsikan lemak.
Sari makanan yang diserap usus halus terlebih dahulu masuk ke hati melalui vena porta. Zat racun dan bibit penyakit disaring di hati sebelum diedarkan ke seluruh tubuh. Hati merupakan organ utama yang bertanggung jawab keamanan zat yang beredar keseluruh tubuh. Oleh karena itu, hati dan ginjal sering rusak jika didalam makanan zat beracun dan zat sisa yang berguna. Misalnya, pecandu alkohol dapat mengalami peradangan hati yang di sebut hepatitis alkoholik, dan pada tahap lebih lanjut dapat mengalami sorosis.

2.      Gangguan Hati
Hati dapat terkena infeksi, misalnya penyakit hepatitis yang disebabkan oleh serangan virus. Virus ini dapat menular melalui makana, minuman, jarum suntik, dan transfusi darah. Penderita hepatitis mengalami kerusakan pada sel hatinya, sehingga zat warna empedu beredar ke seluruh tubuh. Akibatnya, warna tubuh menjadi kekuningan. Oleh karena itu, penyakit hepatitis sering disebut dengan penyakit kuning. Untuk menghuindarinya, hendaknya menjaga kesehatan dan kebersihan makana dan lingkungan hidup kita. Ada beberapa jenis hepatitis, yang utama adalah hepatitis A, B, dan C.
Hepatitis A menular terutama melalui makana dan minuman. Ditandai dengan infeksi kronis pada hati tanpa kerusakan dalam jangka waktu lama dan dapat sembuh, serta memiliki kekebalan sepanjang hidupnya. Pengobatan dapat dilakukan dengan pemberian antibodi dan vaksin.
Hepatitis B ditularkan melalui darah atau cairan tubuh yang terinfeksi, atau dari ibu ke bayi yang dilahirkan. Kebanyakan penderita dapat sembuh dan mendapat kekebalan. Akan tetapi, ada juga berkembang menjadi penyakit hati kronis, bahkan dapat menjadi kanker. Banyak penyakit hepatitis B yang dapat di sembuhkan dengan interfone (suatu subtansi yang dapat meningkatkan respon imunitas terhadap virus). Juga dapat dilakukan  dengan pemberian vaksin.
Hepatitis C, seperti juga hepatitis B, ditularkan melalui cairan tubuh. Hepatitis C juga dapat menyebabkan sirosi dan kanker hati, tetapi lebih berbahaya karena biasanya tidak menimbulkan gejala. Akibatnya hepatitis C lebih sulit didiagnosis. Banyak penderita yang tidak menyadari mereka telah terserang terserang hepatitis C sampai virus telah menyebar atau mengalami gejala yang parah, biasanya 20 tahun setelah infeksi terjadi. Penyakit ini belum ada vaksimnya, tetapi pemberian interferon dan obat-obatan yang dapat menghambat perbanyakan virus dapat membantu.


BAB III
KESIMPULAN

o   Zat sisa metabolisme yang harus dikeluarkan dari tubuh antara lain Karbon dioksida (CO2) air (H2O). Urea amonia, dan zat warna empedu.
o   Alat pengeluaran pada manusia terdiri atas ginjal, kulit, paru-paru, dan hati.
o   Pada bagian korteks ginjal terdapat alat penyaring darah (nefron) yang tersusun atas badan malpigi dan saluran panjang (tubulus). Di dadalm badan Malpighi terdapat glomerlurus yang di kelilingi simpai Bowman, kemudian disalurkan ke pembuluh panjang, ke sumsum ginjal, saluran pengumpul, ke rongga ginjal (pelvis renalis), ureter, dan kemudian ke kantong kencing.
o   Kulit terdiri dari tiga lapisan epidermis, lapisan dermis, dan lapisan jaringan ikat bawah kulit. Lapisan epidrmis terdiri dari lapisan tandu dan malpighi. Lapisan dermis atau kulit jangat mengandung kelenjar keringat, kelenjar minyak, pembuluh darah, ujung saraf, dan kantong rambut.
o   Paru-paru berfungsi mengeluarkan gas karbondioksida dan uap air.
o   Hati berfungsi
a.       Sebagai alat pengeluaran, yaitu zat empedu
b.      Sebagai tempat penyimpana gula dalam bentuk gikogen
c.       Metralkan racun yang masuk dalam tubuh
d.      Mengatur kadar gula darah
e.       Sebagai tempat pembuatan fibrinogen dan protrombin
f.       Sebagai tempat pengubahan profitamin A menjadi vitamin A.
g.      Menghasilkan garam empedu yang berfungsi mengemusikan lemak dalam proses pencernaan.

No comments:

Post a Comment